Pejambon-bjn.desa.id Satulagi hasil karya anak negeri Bojonegoro sebuah kitab puisi dengan judul ” Suluk Berahi ” karya Gampang Prawoto Pejambon kecamatan Sumberrejo menambah semarak dunia puisi dan literasi baik regional maupun Nasional.
Buku yang dicetak pertama kali pada September 2017 itu diterbitkan oleh Taresi Publisher .dengan tebal 185 halaman 99 judul puisi dan rencana buku ini akan menghiasi pada pameran buku 12 – 18 Februari 2018 di ruang Pameran gedung Pemkab Bojonegoro.
Kitab Puisi ” Suluk Berahi ” ini sangat fenomenal makna dan isi yang dipesankan oleh penyairnya, sangat menyentuh dalam kehidupan sehari hari yang bertemakan sosial, budaya, agama dan yang paling menonjol tentang nafsu angkara maupun seksualitas yang berlandaskan majas, Diksi metrum dan metafora.
Gampang Prawoto adalah penyair yang menuliskan karya karyanya dalam dwi bahasa ( Indonesia dan Jawa ), maka tak heran jika membaca puisinya selalu menjumpai kosa kata jawa sebagai penguat makna.
Dalam kitab puisi ” Suluk berahi ” pembaca dimanjakan alam pikiranya kearah kesunyian, kesepian yang terkandung makna penuh sufistik, sehingga sejak diterbitkan buku ini telah dibaca oleh banyak orang dengan berbagai ragam tanggapan dan kesimpulan ( endorsemen ) karena begitu luas tak terbatas makna syair puisinya.
Termasuk tulisan berita ini sebagian berasal dari cuplikan dan rangkuman pembaca yang merasa senang dan puas terhadap isi kitab puisi ” Suluk Berahi “.
Selain kitab puisi ” Suluk Berahi ” sang penyair juga mengarang buku Geguritan yang sangat fantastis dengan judul ” Puser Bumi ” dan buku buku lain tentang Puisi dan Geguritan yang semua nanti bisa dilihat pada pameran buku Bojonegoro.
Disamping sebagai budayawan Gampang Prawoto juga berprofesi sebagai guru PNS di SDN Pejambon kec Sumberrejo yang sehari hari juga menjabat sebagai wakil ketua BPD dan menjadi ketua Lembaga Kebudayaan Desa Pejambon.
Hasil karya sang Maestro tentang puisi dan geguritan tidak perlu diragukan lagi walaupun sehari hari hidup dilingkungan Desa namun karyanya telah mendapat pengakuan dari para seniman dan budayawan nasional, dan itu terbukti ditahun 2017 sang penyair juga diundang untuk ikut pameran buku tentang puisi dan Geguritan di Taman Ismail Marjuki Jakarta.